Denpasar, (11/6/2025) Aula IDB Bali siang ini dipenuhi energi kreatif dari para mahasiswa Prodi Desain Mode IDB Bali dan Prodi Tata Busana Universitas Negeri Semarang (UNNES) dalam sebuah sharing session inspiratif bertajuk “How To Be A Fashionpreneur”.
Acara dibuka oleh sambutan Rektor Institut Desain dan Bisnis Bali, Dr. I Kadek Pranajaya, S.T., S.H., M.T., M.H. Beliau mengapresiasi atas terselenggaranya acara kolaborasi yang luar biasa ini.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber luar biasa dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) chapter Denpasar, yakni Neli Gunawan dan Dwi Iskandar, yang dikenal sebagai pelaku industri mode tanah air dengan segudang pengalaman di dunia fashionpreneurship.
Istilah fashionpreneur semakin populer dalam beberapa tahun terakhir. Profesi ini merupakan gabungan dari kata “fashion” dan “entrepreneur”, yang menggambarkan seseorang yang tidak hanya mendesain busana, tetapi juga membangun dan mengelola bisnis fashion secara utuh.
Di era digital dan ekonomi kreatif saat ini, kemampuan seorang desainer tak cukup hanya mahir menjahit atau menggambar sketsa. Ia juga harus memahami strategi pemasaran, branding, manajemen produksi, hingga komunikasi visual melalui media sosial. Inilah yang menjadi inti dari sharing session hari ini.
Dalam suasana santai yang penuh antusiasme, para mahasiswa diajak menyelami berbagai aspek dunia wirausaha fashion, mulai dari proses kreatif dalam merancang busana, strategi membangun brand fashion, hingga tips mengelola bisnis yang berkelanjutan di tengah persaingan industri yang dinamis.
Neli Gunawan, yang juga merupakan fashion designer dan mentor bisnis mode, membagikan kisah perjalanannya membangun brand dari nol hingga dikenal di pasar nasional. “Menjadi fashionpreneur itu bukan cuma soal bisa mendesain, tapi juga tentang membangun karakter brand dan memahami pasar,” ujarnya penuh semangat.
Sementara itu, Dwi Iskandar mengangkat pentingnya kolaborasi dan adaptasi teknologi dalam mengembangkan bisnis fashion. “Saat ini, digitalisasi dan platform online menjadi kunci. Tapi jangan lupakan nilai-nilai budaya lokal yang bisa menjadi kekuatan brand kita,” jelasnya.
Tak hanya mendengarkan, para peserta juga aktif bertanya dan berdiskusi. Mulai dari cara memulai bisnis kecil-kecilan, membuat portofolio digital, hingga strategi menghadapi tantangan kompetisi di dunia fashion global.
Kegiatan ini menjadi wadah berharga untuk memperluas wawasan dan membangun koneksi antar mahasiswa lintas kampus. Selain menambah ilmu, sharing session ini juga menyuntikkan semangat baru bagi para calon desainer muda untuk melangkah menjadi fashionpreneur mandiri dan kreatif. Sesi ini juga membuktikan bahwa pendidikan fashion hari ini bukan hanya di dalam kelas, namun juga harus bersentuhan langsung dengan industri, membuka cakrawala baru, dan mendorong mahasiswa untuk berpikir visioner. Bukan hanya sebagai desainer, tapi sebagai fashionpreneur masa depan.
Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama, senyum ceria, dan harapan besar agar kolaborasi seperti ini terus berlanjut di masa depan.
IDB Bali
Create Your Own Creative Journey











